DULUMAI, - Kabar membahagiakan disampaikan Kepala Desa Dulumai Kecamatan Pamona Puselemba Efren Ponangge, setelah kesepakatan kompensasi ganti rugi direalisasikan oleh pihak Manajemen PT Poso Energy selaku operator Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana.


Tidak butuh waktu lama, hanya dua minggu setelah pihak Pemerintah Desa yang terdiri dari Kepala Desa dan Ketua BPD Dulumai bertemu dengan pihak PT Poso Energy di Poso pertengahan bulan Februari lalu, kompensasi ganti rugi segera direalisasikan sebanyak dua tahap.  

Adapun kesepakatan kompensasi berupa pembayaran beras selama dua tahun dari 2020-2021 untuk 53 kepala keluarga (KK) yang lahan sawahnya terendam air, akibat dampak pengelolaan danau Poso untuk PLTA Sulewana.

Pihak PT Poso Energy sepakat untuk kompensasi beras 10 kg/are/KK untuk gagal panen tahun 2020, kemudian ditambah lagi 15 kg/are. Sedangkan untuk tahun 2021 disepakati kompensasi beras sebanyak 30 kg/are. Adapun total luas lahan sawah di Desa Dulumai yang terendam seluas 15 ha.

Kompensasi berupa beras tersebut dikonversi dalam bentuk uang kepada Kepala Keluarga yang menerima kompensasi ganti rugi. Pembayaran dilakukan dua tahap langsung ke rekening masyarakat. Suatu skema pembayaran yang dilakukan secara transparan, karena langsung ke rekening masyarakat tanpa melalui Pemerintah Desa.


Tercapainya kesepakatan kompensasi ganti rugi tersebut, merupakan buah perjuangan panjang Pemerintah  dan masyarakat Desa Dulumai dalam mengaspirasikan kompensasi ganti rudi tersebut ke pihak PT Poso Energy.

Tadinya pihak Perusahaan ngotot bertahan pada kompensasi sebesar 10 kg/are yang ditolak keras oleh masyarakat dan Pemdes Dulumai. Penolakan berkali kali bahkan pengusiran dilakukan kepada pihak Perusahaan yang datang ke Desa Dulumai untuk bernegoisasi dan melakukan verifikasi.    

"Kami menolak jika kompensasi hanya 10 kg per are itu terlalu rendah jika melihat kerugian yang dialami masyarakat selama dua tahun gagal panen karena lahan sawah terendam," ujar Kades Dulumai saat menyampaikan aspirasi kepada Senator dapil Sulteng Lukky Semen yang melakukan kunjungan kerja ke Desa Dulumai bulan Desember 2021 lalu.

Kades Dulumai tersebut memang getol memperjuangkan agar kesepakatan bisa tercapai secara adil dengan pihak PT Poso Energy. Bukan saja kompensasi pembayaran beras yang disepakati, namun juga pekerjaan fisik berupa perbaikan jalan masuk ke Desa Dulumai yang kondisinya rusak parah.

Hal tersebut merupakan salah satu hal yang sangat urgen dalam perjuangan masyarakat Desa, mengingat kondisi jalan rusak parah menuju Desa Dulumai yang selama ini tak tersentuh perbaikan. Saya sendiri sudah merasakan parahnya kondisi jalan saat berkunjung ke Desa tersebut bersama Senator Lukky Semen.

"Rasanya kami selama ini belum merdeka karena infrastruktur yang tidak memadai. Masyarakat kami sudah cukup kesulitan dengan kondisi tersebut. Ditambah lagi dengan adanya perendaman lahan sawah selama dua  tahun, membuat masyarakat semakin menderita," ujar Kades.

Perbaikan jalan sebenarnya tidak membutuhkan anggaran besar dan dipastikan dapat ditangani oleh pihak PT Poso Energy. Karena itu harapan agar perbaikan jalan dapat segera direalisasikan guna meringankan beban masyarakat Dulumai terhadap akses transportasi.

"Saya bertanggungjawab atas kepentingan masyarakat Desa Dulumai. Selama ini negoisasi buntu dan tanpa hasil. Namun atas adanya kesepakatan dan realisasi kompensasi ganti rugi, saya berterima kasih kepada semua pihak yang sudah turut andil. Termasuk kepada Senator Lukky Semen dan juga Lembaga Perdapos yang sudah turun langsung mendengar aspirasi kami," ujar Kades.

Seperti diketahui Anggota Komite II DPD RI dapil Sulteng Lukky Semen sempat melakukan kunjungan kerja advokasi ke Tentena dan melakukan pertemuan bersama pihak PT Poso Energy terkait kasus tersebut. Dimana salah satu yang dibahas adalah adanya aspirasi masyarakat terkait keadilan dalam mendapatkan kompensasi ganti rugi . 

Perjuangan panjang yang membuahkan hasil untuk kepentingan masyarakat desa korban perendaman, tidak lepas dari terbukanya saluran komunikasi diantara dua pihak. Baik dari pihak Perusahaan dan pihak Pemerintah Desa. Mau mendengar aspirasi dan mengedepankan keadilan, merupakan kunci dari tercapainya kesepakatan.

Kreativitas Kades dan Perangkat Desanya dalam menggulirkan poin kesepakatan untuk bisa disepakati oleh pihak perusahaan, lahir dari pergumulan panjang yang harus disuarakan. Tidak mudah memang pergumulan itu dapat terjawab. Harus melalui penolakan keras selama dua tahun terhadap pihak perusahaan.

Jika pada akhirnya pihak PT Poso Energy mau menerima aspirasi masyarakat Desa Dulumai, itu adalah bentuk kesadaran dari pihak Perusahaan   yang mengedepankan rasa keadilan dan secara bertahap menyelesaikan kompensasi serupa di beberapa Desa lainnya.

Kompensasi ganti rugi memang tidak secara langsung akan mengakhiri permasalahan yang terjadi. Yakni kenaikan air danau yang menyebabkan terjadinya perendaman sebagai akibat dari sistem buka tutup bendungan PLTA Sulewana.

Namun paling tidak, konsekuensi dari dampak pengelolaan danau Poso tersebut perlahan diatasi, salah satunya kompensasi kerugian bagi masyarakat yang terdampak langsung dengan mengedepankan prinsip keadilan.  

Salut untuk Kades dan Ketua BPD Dulumai telah membuka kran komunikasi yang efektif untuk tercapainya sebuah hasil yang menggembirakan dan melegakan masyarakat Desa. Juga sikap positifnya dalam memberikan apresiasi terhadap semua pihak yang turut berperan serta dalam menjalin komunikasi.

Memiliki kebesaran jiwa untuk menyampingkan rasa ego dalam meretas permasalahan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Apa yang diperjuangkan kini terbayar sudah, lewat realisasi kompensasi yang sudah lama ditunggu tunggu.

Kades Dulumai telah memberikan contoh Kepemimpinan yang merakyat. Bagaimana harus tampil di depan saat bersuara, berada ditengah saat membuka ruang dialog dengan stakeholder dan berada dibelakang saat realisasi kesepakatan diwujudkan dengan masyarakat sebagai prioritas yang harus dikedepankan.